PERTEMUAN SIMULAKRA
I
Kutulis
sajak lusuh di punggung rembulan malam
Peluk udara
gigil bekukan kenangan;
Aku dan
kekasih yang direstui penghianatan, tamatlah riwayat seribu cerita yang
tercipta dalam satu perjumpaan.
Kekasih yang
malang
Rindu
melayah di sepanjang retak ingatan
Antara cinta
dan penghianatan hadir di beranda paling muka lalu, bermuara di jalan buntu
tanya
Salah siapa? Mengisi ruang malam paling sempurna.
II
Di suatu
sore yang mendung, awan membawa perasaanku padamu. Sekira beberapa hasta,
sebelum ia tiba di istanamu, gerimis turun dari langit rindu. Langkah-langkah
kecil kenangan bersamamu hablur dan mengalir dalam rinai sore yang kian lindap
menjemput gelap.
Di sana, aku
menunggu dibukakan pintu, siap menjadi tamu yang kehilangan masa-lalu demi
kebahagiaanmu. Lalu kita bercakap-cakap tentang; apa arti rinai yang membasahi
tubuh kita, gigil musim hujan yang berasal dari air matamu, juga tentang
harapan yang kita titipkan pada sependar mentari pagi.
III
Dan pagi
yang cerah
Menabur
benih-benih pasrah di ladang jiwa yang tabah
Sore dan
malam hanyalah sebuah perjumpaan jiwa bagi yang tertawan di relung-relung
kesunyian. Aku dan kekasih yang dipisahkan garis takdir bersatunya jiwa harus
merelakan segala angan-angan masa depan dan menutupnya dengan obrolan-obrolan
bahagia. Merayakannya sesederhana yang kita bisa, semisal pertemuan kita hari
ini di dunia yang kita sebut simulakra.

0 komentar:
Posting Komentar