Lelaki yang sedang jatuh



 Lelaki yang sedang jatuh

Seorang lelaki itu sedang menjatuhkan hatinya kepada perempuan asal Inderamayu, Jawa Barat. Sebut saja "bunga," nama pinjaman. Serupa bunga-bunga di hamparan savana, indah-bahagia hari-harinya. Raut muka dihiasi senyum purnama, hutang menggunung tak jua kalutkan jiwa. Hari itu, hanya milik senyum semata.
Tunas-tunas perasaan jatuh cinta kepada perempuan itu semakin menggila saja. Detik ke menit melambat sempurna, seperti derita-kecewa yang absen menyapa. Siapa sangka, bahagia datang dengan cara-cara sederhana dan pola tak terduga.
Dua hari berlalu, tertanda 04-10-17 hari, bulan dan tahun istimewa, bagi lelaki yang sedang rapuh hatinya.

Senyum Kebahagiaan

Aku pun pernah menghitung detak yang berdetik atas namamu, Vit. Hidup di atas angan-angan bahagia, serta diparak kenyataan yang  alpa akan keinginan.
Terkadang, keinginan memang menyakitkan, tapi adakah jalan mulus untuk mendapatkan sesuatu yang berharga, semisal senyummu yang luruhkan derita!
Sepenuh ingin
Seperti halnya ini malam, akulah gelap yang dikuasai keadaan. Perasaan-perasaan dingin hadir dengan sebilah sepi yang menikam.
Oh Tuhan, inikah anugerah yang meminta pembuktian atau hanya perasaan ngilu yang sebentar lagi kuabaikan.
Ya, sebentar senggang. Karuniakan aku kekuatan untuk melumat sepi dan membawa segenggam gelap yang kubungkus tobat.
Walau hanya sebentar, aku ingin menjadi pelita dan jalan-jalan di bawah gelap yang sempurna. Amin.

Memesrai Kenangan

...telah berlalu. Kekasih, ada banyak kesaksian bisu antara aku dan dirimu. Mungkin saja kita sudah sama-sama melupakan sajak-sajak mesra berdua yang dititipkan pada patahan waktu. Tetapi ijinkan aku merangkainya kembali, menyatukan fragmen cinta yang tak mampu menyemai takdirnya.
Di hari pertama, cinta dilahirkan sepasang tanya. Aku dan kamu berada di istana keheranan yang memukau. Akal dan pikiran sejenak kita tinggalkan, membiarkan tanya bertamasya ke cakrawala sunyi, hingga akhirnya hanya bisa pasrah, bahwa belantara tanya membuat kita terpana.

Di hari kedua, mata kita saling memandang, bertukar sajak, prosa serta puisi yang disenandungkan  suara hati. Hati ini terasa semakin riuh, membaca kalimatmu yang dipunggungi kenyataan akan bahagia yang tak pernah utuh, membuatku semakin mengerti bahwa "puisi" berasal dari ketabahan seorang perempuan sepertimu, kekasih.
Di hari ketiga, aku dan kamu serupa sepasang kekasih yang tak mengenal derita. Cinta membuat kita selalu muda, ceria, dan gembira sepanjang waktu mengada--bahwa dunia dengan kefanaanya, hilang dalam kesadaran kita, yang ada hanya bahagia. Semoga engkau masih mengingatnya.
Kekasih, aku masih mengingat semua, perihal kekoyolan-kekonyolan kita di hadapan cinta. Pernah suatu kali kita bertukar lagu dan puisi--menitip pesan-pesan rindu dan perasaan yang sukar kita ingkari. itu semua seolah menghadirkan kebahagiaan yang nyata, walaupun, mungkin kita ditertawakan Jean B dengan simulakranya. Tapi kita tak pedulikan itu semua, karena cinta bagi kita cukup sederhana, bahagia dalam setiap detiknya.

0 komentar:

SELAMAT TINGGAL SAUDARAKU (KHOIRUL ANAM)


Sejatinya, pertemuan bentuk lain dari perpisahan yang lebih halus
sajak kehidupan yang mesti dipahami

I/
Kabar datang penuh tetiba,
Engkau sudah pergi untuk selamanya
Begitu pesan yang masuk.
Di tengah bimbang, aku telfon orang yang mengabari
Tanpa ragu, ia memberitahu bahwa engkau memang telah pergi pagi tadi.
Hatiku belum bisa menerima, bagaimana bisa engkau pergi begitu tergesa! Bukankah kita belum selesai bercanda, menikmati kopi sambil diskusi tentang pendidikan, yang menurutmu sangat memprihatinkan.
Atau tentang perempuan yang engkau idamkan itu. Perempuan kampung yang hidup sederhana, yang kecantikannya hanya untuk suami tercinta, dan mau hidup dengan apa adanya.
Ah, maaf aku mualai meneteskan air mata.
II/
Suasana duka kental terasa
di dalam masjid yang besar
jasadmu dibaringkan
terbujur kaku penuh ketenangan

Seharusnya aku tak bersedih
nyatanya air mata jatuh tak terasa
sanak-saudara, kerabat hingga teman dekat
berkumpul bersama

Doa-doa dipanjatkan
juga beberapa bacaan ayat suci Al-Qur’an
3 sampai 4 rombongan silih berganti untuk menyolatkan
akupun bersaksi bahwa engkau banyak yang menyanyangi

Seharusnya aku tak bersedih
setelah sekian lama
keranda berjalan tanpa rencana
kalimat, Lailahaillallah, Lailahaillallah, Lailahaillallah Muhammadurrasulullah kembali menggema iringi langkah

Sesampainya di kuburan
engkau pergi begitu tenang
sedang kami
sibuk dengan isak tangis sendiri
menunggu giliran yang tak pasti.

Jogja, 10-12-17

0 komentar:

PERTEMUAN SIMULAKRA



I
Kutulis sajak lusuh di punggung rembulan malam
Peluk udara gigil bekukan kenangan;
Aku dan kekasih yang direstui penghianatan, tamatlah riwayat seribu cerita yang tercipta dalam satu perjumpaan.

Kekasih yang malang
Rindu melayah di sepanjang retak ingatan
Antara cinta dan penghianatan hadir di beranda paling muka lalu, bermuara di jalan buntu tanya
Salah siapa? Mengisi ruang malam paling sempurna.
II
Di suatu sore yang mendung, awan membawa perasaanku padamu. Sekira beberapa hasta, sebelum ia tiba di istanamu, gerimis turun dari langit rindu. Langkah-langkah kecil kenangan bersamamu hablur dan mengalir dalam rinai sore yang kian lindap menjemput gelap.

Di sana, aku menunggu dibukakan pintu, siap menjadi tamu yang kehilangan masa-lalu demi kebahagiaanmu. Lalu kita bercakap-cakap tentang; apa arti rinai yang membasahi tubuh kita, gigil musim hujan yang berasal dari air matamu, juga tentang harapan yang kita titipkan pada sependar mentari pagi.

III
Dan pagi yang cerah
Menabur benih-benih pasrah di ladang jiwa yang tabah
Sore dan malam hanyalah sebuah perjumpaan jiwa bagi yang tertawan di relung-relung kesunyian. Aku dan kekasih yang dipisahkan garis takdir bersatunya jiwa harus merelakan segala angan-angan masa depan dan menutupnya dengan obrolan-obrolan bahagia. Merayakannya sesederhana yang kita bisa, semisal pertemuan kita hari ini di dunia yang kita sebut simulakra.

0 komentar:

Copyright © 2013 KEBUN KATA