Sa'ir untuk ibu tercinta


Ibu...
Kini aku merintih mengharap akan kenangan lalu
Dimana petuahmu menjadi hidangan dalam hariku
Setiap waktu Engkau tidak pernah melupakan aku, meski ragaku tak disampingmu.
Kenangan itu masih terasa walau hanya do’amu yang disampingku
Tetesan air mata yang mengalir mengantarkan aku menuju ridhonya-semoga
Ibu...
Meski kata-kata mutiaramu tak seindah penyair namun jauh tertancap dalam dadaku ibu
Jangan khawatir ibu
Perjuanganmu yang tertuang dalam do’a kelak akan mengantarkan kita dalam keabadian cinta.
Oh.....ibu
Kini aku hanya bisa mengikuti kalimatmu yang telah mengalir dalam darahku
Meski engkau tidak membekali aku dengan harta
Sudah kutancapkan dalam-dalam setiap untaian kata mutiaramu
Terima kasih ibu
Atas segala perjuanganmu dan do’a yang selalu mengitari hari-hariku.
Yogyakarta, 10, april, 2012.

0 komentar:

Renungan Malam



Renungan Malam
Dalam keheningan dan gemerlap malam diantara gemerlap bintang-gemintang.
Aku betul-betul menyaksikan keagungan, kekuasaan, kelembutan, dan kasih sayang-Mu.
Tuhan akankah aku merasakan ini besok pagi, siang, dan malam yang akan datang?.
Keagungan-Mu tak terbantahkan dengan kekuasaan yang Engkau ciptakan penuh dengan kasih sayang.
Kini aku hanya bisa bersyukur dan menikmati segala yang Engkau anugerahkan kepada kami.
Alangkah indahnya hidup ini meski kami hanya menikmati.....
Terimakasih Tuhan atas anugerah-Mu yang luar biasa ini.

(Cara menikmati hidup, walau hanya dengan menghirup dan membuang nafas).

0 komentar:

SUMIRA


kau selalu hidup dalam anganku 

Sumira, malam ini aku memikirkan dirimu
Malam, siang,  terlalu cepat dan belum cukup memikirkan keindahanmu dan  kecantikan yang engkau miliki.
Siapa yang tak takjub melihatmu?
Siapa yang tak termenung melihat wajah yang memancarkan sinar kecantikan dari Pencipta yang Maha Sempurna?
Siapa yang tak mencium aroma wangi yang kau tebarkan?.
Semua yang kukenal, telah melafalkan nama indahmu, dan seakan namamu tidak pernah pergi dari aroma canda kami.
Kau penjarakan kami!
Kau siksa kami!
Kau menebar virus yang tak ada obatnya.
Kini sebagian dari kami hampir mengikuti jalan Abu Nawas yang melihat siang sebagai malam, dan hanya sang khamar yang dapat meneranginya.
Kau mampu  membuat kami buta, tuli, seperti Abu Nawas yang menari sambil menikmati khamar.


0 komentar:

MASA YANG DITAKUTI


MASA YANG DITAKUTI
Apa yang terjadi !
Semua orang takut akan masa depan
Di sana bercerita tentang susahnya mendapat pekerjaan
Di sini bercerita tentang kuliah yang tidak menjanjikan
Di situ bercerita tentang pekerjaan yang gajinya  belum memenuhi kebutuhan
Disinikah letak ketidak pastian!
Oh....
Kini semua cerita hanyut dalam dirinya yang tidak berarti
Ditapakinya masa depan dengan penuh pesimis akan ketidak pastian, seakan kehidupan tiada berakhir seperti uang dalam angan.
Dari zaman yunani-hingga sekarang tidak ada kepastian hidup, jika pun ada pertayaan membuntutinya.
Berjalan mengejar banyang tidak akan pernah kesampaian, malah membuat kita kebingungan.
Sementara kita masih takut untuk melangkah hanya karena cerita dari nenek moyang yang dilestarikan untuk memelihara kehidupan “katanya”
Itukah yang kita percaya !?
Itukah yang kita yakini !?
Lihatlah kedalam
Lebih dalam
Karena disitulah letak semua jawaban dari semua pertanyaan.
Seperti Baginda menyarankan kepadah Wabishah.


0 komentar:

Hakikat cinta


Hakikat cinta

Ketidak cantikanmu telah mampu memikat hati yang selama ini mati suri. Engkau bukanlah bidadari yang kecantikannya tidak bisa terlukiskan, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, dan tidak bisa dibayangkan. Namun engkau jauh lebih kemuka dalam mengisi lembaran-lembaran kebahagian yang setiap saat bisa membuatku mengurangi kegelisahan hati. Kesadaranku dalam memahami ketidakcantikanmu telah menyadarkanku bahwa paras yang indah, mata yang bagus, hidung mancung, badan yang perfect, dan entah apapun yang lainnya tidak menjadi sebuah jaminan dalam memberikan benih-benih cinta atau pun kasih sayang. Bagiku  cinta yang sebenarnya adalah cinta yang tidak mempunyai alasan mengapa ia mencintainya. Jika seseorang mengatakan aku mencintaimu dan kemudian ia mengungkapkan alasannya, karena engkau cantik, manis, putih, mulus, dan basa basi yang lainnya hal itu tidak lebih dari sebuah ungkapan hawa nafsu yang ada dalam dirinya. Bagaimana mungkin cinta bisa diungkapkan dengan mulusnya kulit, mancungnya hidung, badan yang lekukannya indah, kulit yang mulus, mata yang tajam, dan muka yang oval. Sementara itu semua tidak pernah akan abadi yang setiap saat bisa berubah. Hal ini tidak pantas untuk kita jadikan alasan atau kita sandingkan  dengan cinta, karena cinta tidak pernah mengenal waktu, kemaren, sekarang, dan sebagainya yang berhubungan dengan lekangnya waktu. Cinta adalah hal yang abadi yang tidak mengenal cantik, indah, bagus, mulus, mancung, dan yang lainnya. Ada beberapa contoh untuk mengatakan bahwa kecantikan bukan satu-satunya yang mendatangkan rasa cinta. Betapa banyak orang tampan yang memilih istri yang tidak cantik atau wanita yang memilih suami yang kata orang lain tidak sebanding atau tidak sepadan. Bahkan ada orang yang badannya secara fisik sempurna mempunyai pasangan yang cacat. Jika cinta hanya sebatas kulit yang mulus, cantik, dan hidung yang mancung mau dikemanakan contoh diatas, bukankah itu yang dinamakan cinta sejati. Cinta yang tidak mengenal alasan. Cinta adalah anugrah Tuhan yang begitu indah.
          Namun cinta yang paling indah diantara cinta yang ada adalah cinta yang berlabuh dalam hati yang tak satupun orang mengetahuinya kecuali dirinya sendiri. Cinta yang tidak pernah kita ungkapkan lebih mengangumkan dari sebuah hubungan yang dijalin dengan kata “ber-pacaran”. Cinta yang dimengerti pasangan dengan kata ber-pacaran tidak akan pernah berlangsung lama, karena hal itu sesuai dengan sifat manusia “bosan”, maka cinta yang dijalin dengan berpacaran akan membosankan kita secara lambat laun. Namun cinta yang tidak pernah kita ungkapkan akan selalu mengundang rasa penasaran dalam setiap detikanya. Dan rasa penasaran itu akan membawa kita selalu kedalam keindahan yang luar biasa, dan akan selalu mendatangkan surprise yang selalu mengundang tanda tanya. Dan pada akhirnya cinta akan selalu mendatangkan kebahagiaan baru yang tidak akan pernah membosankan.
                                                                  
                                                                    Yogyakarta, 02-july-2011
                                                                                   Sang Pemalas

0 komentar:

AKU INGIN BEBAS


Aku hanya ingin bebas.......
Wahai para pembelenggu dibawah belenggu,
Wahai para tuhan yang tidak bertuhan,
Wahai para penpguasa yang tidak berkuasa,
Aq ingin bebas, bebas dari belenggu yang memenjarakanku .
Aq ingin bebas, bebas dari segala peraturanmu yang sembraut.
Aq ingin bebas, bebas seperti burung yang terbang kemana ia suka yang menandakan keindahan alam.
Aq hanya ingin berpikir diatas pikiranku yang bebas, yang menandakan adanya kehidupan dalam kesadaran yang sanggup diberikan.
Entah apa lagi yang ada dalam benakku saat ini, apakah ini juga melambangkan ketidak bebasanku dalam memperjuangkan kebebasan.
Mengapa manusia2 sekarang tidak sepenuhnya menjadi manusia yang menunjukkan kemanusiaannya? Berapa banyak manusia yang hidup dalam sebuah kompetisi untuk menundukkan yang lain!!!.
Aku hanya ingin bebas dari segala kekalutan hati, yang tidak membaikkan saudara2 kami, bangsa kami.
Aku hanya ingin membahagiakan semua orang yang aku cintai, namun jalan yang mereka tunjukkan bakanlah jalan membebaskan, semakin aku mengikutinya semakin jauh aq gapai yang mereka inginkan. Mengapa di saat aku ingin membahagiakan mereka mereka melihat caraku dengan sedikit pesimis?
Aku hanya ingin bebas, bebas dari segala yang menggagalkan yang membaikkan. Entah sampai kapan aku bisa menyakinkan mereka bahwa jalan kebebasanku tidak seburuk yang mereka pikirkan.
Dan aku ingin berteriak se bebas-bebasnya dengan berteriak ” aku ingin bebasssssssssss”.


                                                                                                         Yogyakarta, 07-08-2011
                                                                                                         Sang pemalas.

0 komentar:

Copyright © 2013 KEBUN KATA