Mencintaimu Dengan Cara Berbeda



Ada frase tanya tak terbaca di wajahmu
Menjelma enigma tak terkira sungguh luar biasa
Dimana namamu tertulis dalam dialog panjang tak berkesudahan
Dan semua orang tetap dalam resah kebingungan

Namun, semua itu hanyalah khayalan
Penipu mata sekelumit para manusia
Yang melihatmu dengan sebelah mata
Dan aku tidak akan tertipu sebab cintaku melampaui retina semata

Yogyakarta, 13 September 15

0 komentar:

Aku Hanya Ingin Bercerita




By: Sang Pemalas

Sayang...
Pada pagi, dan senja bermega aku ingin bercerita
Bahwa aku pernah merasakan cinta
Engkau yang cantik jelita penuhi relung hati dan pikirku
Bertamasa pada altar jiwaku


Aku sadar engkau tiada nyata pada jarak pandangku
Paras wajah caktimu adalah ilusi di kedua bola mataku
Tutur lembut sapamu adalah tujuan perjalanan panjangku
Dan kerinduanku semoga berlabuh di situ!

                Sayang...
                Jangan pernah kau tanya jauh jalan perjalananku
                Sebab engkau tidak akan pernah bisa mengukurnya
                Ia bukanlah jarak ataupun waktu
                Pun juga bukan segala sangka pikirmu

Entah dengan cara apa aku bisa memberitahumu
Bahwa bahagiaku bukan hanya saat berada di sampingmu
Pada kata yang sederhana “Aku hanya ingin melihat engkau tumbuh dewasa”
Memberi kesejukan pada orang-orang yang kau cinta

                Dan, suatu saat aku akan dengan bangga bercerita
                Bahwa orang yang kupuja adalah engkau orangnya
                Yang menabur harum bunga pada semesta
                Hingga akhirnya engkau abadi di mata dunia

Sayangku...
Maukah engkau kuceritakan apa itu cinta? Maukah!
Cinta itu adalah do'a
Cinta itu adalah dua jiwa satu rasa
Cinta itu adalah derita saat pujaan tak lagi dalam pelukan-Nya
Dan cinta itu adalah ikatan kesetiaan menuju keridhoan-Nya
Ya, itulah perjalanan jauh para pecinta!


Yogyakarta 17-September 2015
                                                                                                                          Pelataran kantin

0 komentar:

AKU MASIH SETIA MENDENGAR CERITAMU



Aku mencintaimu tepat saat senyum malam membelai lembut seluruh sepi. Pada secercah cahaya, aku berdendang bertanya tentang kebahagiaan. Apakah bahagia itu adalah bersamamu? Atau cukup hidup bersama dalam sukma terdalammu?
Pun, pada dunia sunyi tak lupa kulontarkan tanya serupa, tahukah engkau jawabnya! Mereka hanya diam. Adakah ini pertanda bahwa diam adalah bahasa cinta laksana Barfy dalam dunianya. Entahlah.
Pada tatapan pertama aku tak pernah menyangka akan tumbuh rasa cinta untukmu, sayangku. Engkau laksana gadis belia ditepi pantai tak jenuh kupandang, dalam belaian waktu bola mataku larut dalam alunan cerita hidupmu. Dan di situlah engkau tancap peluru rindu pada takdir jalan hidupku.
Sayang, masihkah engkau ingat pagi itu?
Pagi yang membawamu pada secawan kebahagiaan. Yang cahaya sejuknya membiarkanmu luruh dalam manja sifat asalmu, begitupun udara segarnya mengantarmu pada dunia yang kau impikan. Dan pada akhirnya ceritamu laksana setetes embun bagi dedaunan. Masihkah ingat sayangku! Masihkah?
Saat engkau memulai cerita itu, tak kubiarkan udara mencuri tatapanku padamu. Selaksa darwis berkhidmat pada sang Mursyid. Dan pada dongengmu pula aku temukan topengku mewujud asmara. Pada detik ini, aku memang tidak ingin memilikimu, aku hanya ingin hidup dalam setiap kebahagiaanmu hingga pada akhirnya engkau sadar bahwa cinta memang anugerah Ilahi yang tak patut kita nodai.
Di tatapan mata yang tak searah, kuucapkan beribu kasih.
Yogyakarta, 26, agustus, 15
Patuk

0 komentar:

Copyright © 2013 KEBUN KATA