MAULID NABI DAN MASYARAKAT MADURA
Adalah sebuah kebiasaan bagi masyarakat Madura memanjatkan rasa sukur. Di sini kebiasaan bersyukur dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, hendak memondokkan anak (mau menjadi santri), anggota keluarga berangkat atau baru pulang dari Luar Negeri (TKI), beli motor atau mobil baru, anaknya baru khatam Al-Qur’an, menempati rumah baru, pulang dari Tanah Suci (haji), pastinya semua itu akan selalu diiringi dengan dengan sukuran. Banyak tamsil lain dari kebiasaan masyarakat madura diekspresikan dalam bentuk sukuran (bagi-bagi makanan terhadap tetangga) sebagai ekspresi rasa sukur terhadap Tuhan Azza wa Jalla.Kehidupan masyarakat Madura tidak bisa dilepaskan dari rasa sukur. Sukur sudah menjadi darah-daging dalam diri masyarakatnya, sehingga tidak heran jika teman-teman saya berpendapat bahwa “terdapat pada masyarakat Madura orang-orang yang taat beribadah. Karena memang tidak bisa dipisahkan antara ibadah dengan rasa sukur itu sendiri. Begitulah gambaran masyarakat Madura di benak teman-teman saya.
Gambaran itu memang tidak sepenuhnya salah dan tidak pula benar sepenuhnya. Generalisasi memang tidak dapat dibenarakan, tetapi cukup merepresentasikan mayoritas. Nah, sekarang kita lihat bagaimana masyarakat Madura menyikapi maulid Nabi. Seperti apa masyarakat Madura merayakannya, dan bagaimana masyarakat Madura menjadikannya sebagai pendangan hidup.
Tidak heran jika kemudian kita temukan perayaan maulid atau peringatan akan kelahiran Nabi Muhammad saw. begitu meriah, dan penuh hikmat. Saya sudah pernah singgah di dua kota besar, Surabaya dan Yogyakarta, dan belum saya temukan perayaan dan peringatan seperti saat saya memperingatinya di Madura, bahkan sangat sulit mendengar pembacaan Barzanji (sejarah hidup Muhammad) di tempat itu, padahal masyarakatnya tidak sepenuhnya menganut paham Muhammadiyah.
Di Madura, perayaan maulid Nabi selalu terlaksana meriah. Segala aneka macam buah-buahan tampak tersaji dalam peristiwa ini, anak-anak, pemuda, dan para orang tua senantiasa terlihat bahagia dan antusias dalam menyambutnya. Masjid dan surau menjadi tempat sentral dalam melantunkan Barzanji yang menggambarkan perjalanan hidup beliau, Nabi Muahammad saw. Alat musik rebana pun tak ketinggalan menambah asyik nan sahdunya peringatan itu, sehingga peristiwa itu akan selalu dikenang dan sukar terlupakan bagi masyarakat di sana.
Sukur sebagai pandangan hidup masyarakat Madura. Menjadikan peringatan terhadap kelahiran seorang Nabi dapat dimengerti dan dipahami, apalagi Tuhan sendiri menggambarkan dengan sangat indah akan manfaat datangnya kelahiran itu. “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al Anbiya’: 107). Wujud sukur tampil dalam bentuk peringatan maulid yang meriah, penuh dengan aneka ragam makanan, sekaligus momentum kebersamaan bersama orang-orang terdekat.
Ada beberapa tradisi bernilai yang menyelimuti perayaan maulid ini, pertama, di tengah gelombang materalisme yang semakin subur di masyarakat, kebiasaan syukur dengan wujud memberi sebagian rizki, merupakan perwujudan altruisme masyarakat madura untuk melestarikan sedekah. Semasa hidup, nabi muhammad merupakan orang yang gemar memberikan apa yang dipunyai kepada orang yang membutuhkan. Semangat memberi kepada orang lain ini, sangat cocok menjadi benteng agar masyarakat tidak terjebak dalam individualisme yang menyebabkan perpecahan/konflik sosial.
Kedua, perayaan maulid pada intinya adalah perayaan atas sebuah kelahiran. Nilai syukur di sini perlu dimaknai lebih mendalam. Tidak terbatas hanya syukur dapat memberi hidangan di bulan maulid. Nilai yang lebih tinggi dapat ditanamkan melalui pemahaman bahwa kelahiran muhammad adalah kelahiran cahaya di keadaan yang gelap gulita. Artinya, masyarakat yang memperingatinya hendaknya mampu mengikuti jejak dengan cara menjadi penerang di mana saja dan kapan saja. Menjadi penolong atas kemelaratan, pendidik atas kebodohan, dan menjadi yang terdepan dalam urusan kebaikan.
Jika kita renungkan kembali, peran Nabi sebagai rahmat bagi semesta sungguh luar biasa dan besar jasanya dalam mengangkat harkat dan martabat manusia. Dalam waktu yang cukup singkat, kurang lebih enam puluh tiga tahun beliau mampu merubah tatanan masyarakat waktu itu. Pola-hubungan masyarakat yang menitikberatkan pada kesukuan lambat laun berubah dan diganti dengan pola kesetaraan, egalitarianisme dan madani. Tak ada manusia yang diunggulkan atas manusia lain, kecuali dalam ketaqwaannya.
Peran yang dimainkan oleh Rosulullah sangatlah vital dalam membimbing manusia menjadi manusia seutuhnya. Tak bisa dibanyangkan kehidupan kita saat ini jika bukan karena jasa beliau yang mau berkorban demi kemanusiaan. Demi menyebarkan keselamatan, Muhammad rela diasingkan oleh orang-orang terdekatnya. Ketika mengemban misi kenabiannya, beliau tetap berjuang dan bersabar meski orang-orang Quraisy sukunya sendiri memusuhinya. Dengan jerih payah perjuangannya yang tak kenal lelah, kita dapat merasakan kemerdekaan manusia sampai saat ini.
Sederet contoh di atas menjadi contoh nyata bahwa Nabi Muhammad terlahir sebagai rahmat bagi semesta. Tak ada penyangkalan terhadap pernyataan itu dalam bentuk apapun sehingga tidak mengheran jika kemudian Nabi Muhammad saw ditempatkan oleh sejarawan, Michael H. Hart sebagai pribadi yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan dan peradaban umat manusia. Wajarlah kalau Hart menempatkan Muhammad pada ranking pertama dari 100 tokoh yang dinilainya paling berpengaruh di dunia, seperti katanya: “Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi, saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa, baik ditilik dari segi agama maupun ruang lingkup duniawi” (Hart, The 100, a Ranking of the Most Influential Persons in History. 1978).
Pesan singkat yang tersirat dari peringatan maulid Nabi adalah, semoga kita yang memperingatinya dapat mencontoh prilaku-agung sang nabi. Semoga kita tidak hanya lantang membaca Barzanji tetapi makna yang terkandung di dalamnya dapat kita amalkan dan laksanakan dalam kehidupan sehari-hari, semoga.

0 komentar:
Posting Komentar